Lelaki itu tidak terlalu tinggi. Bertubuh hampir gempal, meski selama ini terus saja mengganjar hidupnya dengan pola makan sehat, untuk tidak menyebut lebih awal kata diet. Ia dilahirkan di Sidodadi, 9 Maret 1974, hari kelahirannya selalu dikaitkan dengan pernikahan seorang tetangga, sebab ibunya yang bernama Taharia melahirkan tepat ketika ijab kabul itu berlangsung. Bidan Kamaria yang membantu persalinan memberinya nama Taslim, hingga sebutan ini melekat di lingkungan keluarga.
Ketika akan belajar pertama kali di bangku taman kanak-kanak Aisyiah Wonomulyo, ayahnya memberi nama Adi Arwan. Suatu waktu pemberian nama ditanyakan pada sang Ayah. “Nama itu memiliki makna yang bagus, carilah sendiri di kamus,” ujar Alimin, seorang laki-laki Mandar paruh tahun 1998 di pedalaman Saliki, Kutai Kertanegara.
Apalagi yang mesti ditambahkan untuk sebuah perjalanan hidup pria ini?